Ketua MUI Tangsel KH Saidih: Sambut Tahun Baru Tetap Indahkan Penderitaan Musibah Sumatera

news1088 Dilihat

PATRIOTNUSANTARANEWS.COM | TANGSEL – Ketua MUI Kota Tangsel KH Saidih meminta seluruh warga yang hendak merayakan kedatangan tahun baru 2016. Kegembiraan bakal menyelimuti perayaan tahun baru, namun kata dia, tetap harus mengindahkan penderitaan musibah yang memimpa saudara setanah air di Sumatera.

“Kami menghimbau untuk tidak berlebihan menyambut tahun baru 2026, karena saudara kita di Sumatera masih menderita,” katanya ketika rapat akhir tahun bersama jajaran pengurus di Yayasan Daarul Hikmah, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Jumat 26 Desember 2025.

KH Saidih jelaskan maksud baik menyambut tahun baru memang sudah ditradisikan dengan berbagai acara. Itu memang diperbolehkan sepanjang dimaksudkan rasa bersyukur atas karunia usia hingga sampai ke tahun 2026.

“Islam mengajarkan untuk tetap bersyukur dengan beragam cara sesuai kebiasaan daerahnya. Tapi kan yang namanya berlebihan itu tidak diperbolehkan,” pinta dia.

Terlebih perayaan di luar ruangan yang ramai dengan hiruk pikuk, apalagi menggunakan pesta kembang api dengan sorak sorai yang berlebihan.

“Nah kalau pakai petasan atau kembang api kan selain mubazir pasti mengesankan tidak menghargai yang kena musibah. Kita tahu Pemprov Banten sudah keluarkan Surat Edaran melarang pesta kembang api,” dia mengingatkan.

Lanjut KH Saidih, merayakan tahun baru dengan dzikir dan doa lebih baik dilakukan, selain akan memperat silaturahmi, juga akan terhindar dari kesan pemborosan dan menyambung rasa akan penderitaan musibah di Sumatera.

“Lebih baik mengadakan dzikir dan doa dalam menyambut tahun baru 2026, terasa lebih bermanfaat. Namun jika tetap ingin dengan cara lain harus tidak mencolok dan merugikan saudara kita di Sumatera,” demikian Pimpinan Yayasan Daarul Hikmah menyarankan.

Sementara itu, Sekum MUI Kota Tangsel KH Abdul Rojak menyampaikan hal sama, mengingat perayaan dengan menggunakan kembang api dinilai lebih banyak mudharat dibandingkan manfaatnya.

Dia soroti niat baik Gubernur Banten Andra Soni yang melarang pesta tahun baru dengan kembang api, sebagai bentuk kongkrit untuk memperhatikan keamanan sekaligus kenyamanan.

“Kita tahu bersama bahwa penggunaan pesta kembang api sudah lama dilakukan, namun itu sangat beresiko dalam keamanan. Suasana meriah gemerlap seolah tidak meresapi penderitaan saudara kita di Sumatera,” ucap dia.

Alumnus Doktoral UNINUS Bandung tersebut juga mengajak kepada semua pihak untuk terus peduli kepada penderitaan musibah Sumatera dengan mendonasikan harta. Penderitaan tertimpa musibah, dikatakan, masih membutuhkan banyak bantuan dari seluruh rakyat Indonesia.

“Mendingan uangnya disumbangkan melalui lembaga resmi semisal BAZNAS Kota Tangsel untuk membantu saudara kita di Sumatera, daripada dibuang percuma untuk membeli kembang api,” imbuh dia.

Dia juga meminta kepada warga yang akan merayakan tahun baru di luar rumah agar menjaga ketertiban dan keamanan. Kota Tangsel yang mendambakan sikap religius jangan dikotori oleh prilaku yang tidak baik pada sesama.

“Cintai Kota Tangsel dengan tidak membuat kondisi merugikan sesama. Jaga keamanan dan kenyamanan warga agar bisa lebih baik lagi untuk keuntungan bersama,” demikian KH Abdul Rojak meminta.(Arfn)

banner 970x150 banner 970x150 banner 970x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *